Kamis, 26 September 2019

Organ Pencernaan Tambahan



Struktur dan Fungsi Organ Pencernaan Utama dan Tambahan Pada Sistem Pencernaan Manusia
Organ Pencernaan Tambahan
Proses pencernaan manusia tidak hanya terdiri atas saluran pencernaan, tetapi juga terdapat organ pencernaan tambahan berupa kelenjar pencernaan. Kelenjar pencernaan membantu mencerna makanan dengan menghasilkan enzim-enzim yang digunakan  dalampencernaan makanan secara kimiawi. Terdapat tiga organ pencernaan tambahan yaitu hati, kantung empedu dan pangkreas. Untuk lebih jelasnya mari kita pelajari satu persatu bagian tersebut!

a. Hati

Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, berada pada rongga perut sebelah kanan dibawah diafragma. Hati berperan dalam proses detoksifikasi. Ketika dalam darah terdapat atau terkandung zat berbahaya dan bersifat racun maka hati akan menetralisir racun tersebut sehingga tidak berbahaya bagi tubuh.

Hati merupakan organ penyimpanan zat besi (Fe) dan vitamin A,D,E,K dan B12 dari darah . hati juga berperan dalam menjaga kadar glukosa dalam darah. Ketiga kadar glokosa dalam darah rendah, hati akan melepas glukosa dengan cara memecah glikogen. Bahkan jika dibutuhkan, hati akan mengubah gliserol,asam lemak, dan asam amino menjadi glukosa. Selain itu hati juga mengatur kadar kolesterol dalam darah. Kolesterol akan diubah menjadi asam kolik ( cholic acid ) yang berfungsi untuk mengemulsi lemak. Sel-sel hati akan mengeluarkan getah yang mengandung kolesterol, asam kolik, garam empedu, lesitin, bilirubin, dan elektrolit. Getah ini disebut dengan getah empedu.

b. Kantung Empedu

Kantung empedu merupakan organ yang berada dibawah hati. Kantung ini akan menyimpan kantung getah empedu yang dihasilkan oleh hati. Getah empedu berwarna kuning kehijauan karna mengandung fikmen bilirubin. Bilirubin merupakan pigmen yang terbentuk dari pemecahan hemoglobin. Getah empedu akan dikeluarkan ke usus halus dan berperan dalam mengemulsikan lemak. Dengan demikian, lemak akan erpecah menjadi butiran-butiran kecil sehingga lebih mudah dicernah oleh enzim pencernaan dan melanjudkan proses pencernaan sehingga mudah diserap oleh tubuh.

c. Pangkreas

Pangkreas merupakan organ yang berada dibalik perut bagian belakang lambung. Sel-sel pada pangkreas kaan menghasilkan cairan pangkreas  yang akan masuk kedala duodenum melalui saluran pangkreas. Getah pangkreas mengandung sodium bikorbonat (NaHCO3) dan enzim –enzim pencernaan  yang berperan dalam pemecan karbohidrat, protein dan loemak. Pangkreas juga merupakan kelenjar endokrin yang menghasilkan hormone insulin. Hormone insulin ini berfungsi untuk mengatur proses pengubahan glukosa dalam darah menjadi glikogen yang disimpan dalam hati. Adanya hormone insulin yang mengontrol keseimbangan jumlah glukosa dalam darah. Apabila terjadi gangguan dalam produksi insulin maka dapat mengakibatkan penyakit diabetes.

Demikian penjelasan diatas, bantu share artikel ini dan terimaksih atas waktu yang anda berikan.

Organ Pencernaan Utama

Sistem pencernaan merupakan sistem organ yang menerima makanan, mencernanya menjadi suatu energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut yang melalui dubur. Yang secara spesifik sistem pencernaan berfungsi untuk mengambil makanan, memecahnya menjadi molekul nutrisi yang lebih kecil, menyerap molekul tersebut ke dalam aliran darah, lalu membersihkan tubuh dari sisa pencernaan.
Organ Sistem Pencernaan Serta Fungsinya

Organ yang termasuk dalam sistem pencernaan terbagi menjadi dua kelompok yaitu:
  • Saluran Penceranaan
    Saluran pencernaan merupakan saluran yang kontinyu yang berupa tabung yang dikelilingi otot. Yang saluran pencernaan mencerna makanan, memecahnya menjadi bagian yang lebih kecil dan menyerap bagian tersebut menuju pembuluh darah. Organ-organ yang termasuk di dalamnya diantaranya seperti: mulut, faring, esophagus, lambung, usus halus serta usus besar. Dari usus besar makanan akan dibuang keluar tubuh melalui anus.
  • Organ Pencernaan Tambahan (Aksesoris)
    Organ pencernaan tamabahan ini berfungsi untuk membantu saluran pencernaan dalam melakukan kerjanya. Gigi dan lidah terdapat dalam rongga mulut, kantung empedu serta kelenjar pencernaan akan dihubungkan kepada saluran pencernaan yang melalui sebuah saluran. Kelenjar pencernaan tamabahan akan memproduksi secret yang berkontribusi dalam pemecahan bahan makanan. Gigi, lidah, kantung empedu beberapa kelenjar, pencernaan seperti kelenjar ludah, hati dan pankreas.
Nah untuk lebih jelasnya dari masing pada organ-organ pencernaan pada manusia, simak uraian dibawah ini.

Mulut

Dalam hal ini mulut merupakan organ pencernaan yang pertama yang bertugas dalam proses pencernaan makanan. Yang didalam mulut, makanan akan dicerna secara sadar menjadi bagian-bagian lebih kecil. Dialam rongga mulut terdapat gigi, lidah dan kelenjar ludah. Pada lidah di dalam mulut berfungsi untuk merasakan makanan. Pada lidah terdapat ujung saraf pengecap yang disebut sebagai papila lidah. Yang pada papila lidah ini pengecap rasa manis terdapat pada ujung lidah sampai ke tepi lidah bagian ujung depan. Bagian tepi lidah tengah merasakan rasa asam, bagian pangkal lidah yang berbatasan dengan kerongkongan rasa pahit. Di dalam mulut juga terjadi proses pencernaan secara mekanis dan kimiawi.

Proses Mekanis

Dalam proses pencernaan secara mekanis di dalam mulut dilakukan melalui gerakan-gerakan menguyah, mengahncurkan dan menelan makanan. Yang berfungsi menguyah tersebut bertujuan mengubah makanan menjadi berukuran kecil yang sehingga dicerna hal ini dilakukan oleh gigi. Sedangkan fungsi menelan ialah mendorong makanan supaya masuk ke dalam saluran selanjutnya yakni kerongkongan.

Proses Kimiawi

Dalam proses pencernaan kimiawi di dalam mulut dilakukan oleh enzim ludah. Pada ludah dikeluarkan oleh kelenjar ludah yang berfungsi untuk membantu pencernaan makanan. Pada ludah terkandung beberapa komponen, diantaranya yaitu:
  • Enzim maltase (ptialin)
    Untuk mencerna makanan yang mengandung karbohidrat menjadi gula sederhana yang disebut maltose.
  • Air
    Berfungsi untuk membasahi makanan supaya mudah dicerna.
  • Enzim Lisosom
    Sebagai antibakteri karena bersifat asam.
  • Lendir
    Pada ludah berfungsi untuk menggumpalkan makanan supaya lebih mudah ditelan.
  • Aminoglobulin
    Zat semacam putih telur yang berfungsi untuk menetralkan makanan yang bersifat asam.
  • Garam-garam

Kerongkongan

Dalam hal ini setelah makanan dikunyak mulut kemudian makanan ditelan agar masuk lambung nah malalui kerongkongan jadi fungsi kerongan ialah menyalurkan dari mulut ke lambung. Dibagian dalam mulut juga terdapat epiglottis yakni persimpangan antara 2 saluran yang dijaga oleh sebuh klep. Pada waktu bernapas klep ini membuka sehingga udara masuk ke dalam tenggorokan dan pada waktu menelan makanan klep tersebut akan menutup.
Sebenarnya klep ini menjaga kerja antara kerongkongan dan tenggorokan supaya proses pencernaan dan pernapasan berjalan lancar. Di dalam kerongkongan juga terjadi gerakan peristaltic yakni gerakan melebar dan menyempit bergelombang dan meremas-remas untuk mendorong makanan sedikit demi sedikit ke lambung dan di dinding kerongkongan juga terdapat lendir supaya makanan mudah untuk melaluinya.

Lambung

Setelah makanan melewati kerongkongan kemudian makanan menuju ke lambung. Sebelah dalam lambung dilapisi oleh epithelium, pada ephitelium ini mengandung kelenjar-kelenjar penceraan. Kelenjar pencernaan pada lambung ini akan menghasilkan suatu senyawa yakni getah lambung. Digetah lambung ini memiliki kandungan-kandungan sebagai berikut:
  • HCL
    Pada kadar HCL yang dalam getah lambung ialah 0,5% dari total getah lambung. HCL berfungsi sebagai desinfektan atau pembunuh kuman dan mengubah pepsinogen menjadi pepsin. HCL juga dapat merangsang usus, hati dan pankreas untuk mencerna makanan. Enzim pepsin yang dihasilkan dari pemecah pepsinogen akan mencerna protein menjadi protein yang lebih sederhana (albuminosa dan pepton).
  • Enzim Lipase
    Yang berfungsi untuk mencerna lemak.
  • Hormon Gastrin
    Fungsinya untuk mengaktifkan kelenjar-kelenjar pada pencernaan dilambung melalui proses mekanik dan kimiawi.

Proses Mekanik

Pada otot lambung mengerut dan mengembang dengan gerakan seperti meremas untuk mencampur makanan dengan getah lambung.

Proses Kimiawi

Dilakukan oleh getah lambung, selanjutnya makanan yang sudah dicerna oleh lambung yang disebut kimus atau bubur halus akan meninggalkan lambung menuju usus halus.

Usus Halus (Intestinum)

Panjang usus halus orang dewasa mencapai 6,3 meter dengan diameter 2,5 cm. usus halus terbagi menjadi 3 bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum) dan usus penyerapan (ileum).

Usus 12 Jari


Usus 12 jari terletak paling dekat denga lambung, disebut 12 jari karena panjangnya kurang lebih 12 kali ruas jari. Sebelum memasuki usus 12 jari, setelah makanan dicerna oleh lambung, makanan akan melalui jalan keluar lambung menuju usus 12 jari yang berbentuk klep yang disebut pylorik. Pada Pylorik ini berfungsi untuk mengatur jalan makanan menuju usus 12 jari.

Jejunum

Setelah makanan melewati usus 12 jari makanan akan masuk ke dalam saluran intestinum berikunya yakni jejunum atau disebut dengan intestinum bagian tengah.

Ileum

Ileum merupakan bagian akhir dari pada intestinum, dinding dalam usus halus dilapisi oleh bermiliar-miliar tonjolan mikroskopis menyerupai jari. Yang pada tonjolan ini sebut dengan villi, kelenjar usus halus menghasilkan getah cerna yang akan mencerna makanan yang masuk ke dalam usus halus dan menyaring bagian yang dapat di lewati villi dan mengandung air.
Bagian yang diserap usus melalui villi berupa sari makanan yang masuk ke dalam pembuluh darah untuk selanjutnya diedarkan ke seluruh tubuh. Zat sisa pencernaan makanan akan dikeluarkan oleh tubuh melalui rectum atau usus besar kemudian keluar ke anus menjadi feses. Dalam proses penceraan pada usus halus hampir sebagaian besar dilakukan secara kimiawi. Adapun getah usus halus tersebut antara lain sebagai berikut:
  • Enterokinase
    Enzim yang mengubaj tripsinogen menjadi tripsin.
  • Erepsin
    Enzim yang mengubah pepton menjadi asam amino.
  • Maltase
    Enzim yang mengubah maltose menjadi glukosa.
  • Lipase
    Enzim yang mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
  • Sekretin
    Merupakan hormone pada usus halus yang akan merangsang sekresi enzim-enzim pada usus halus.

Usus Besar (Rektum)


Usus besar merupakan saluran pembuangan sisa makanan menuju lubang pengeluaran anus. Usus besar juga memiliki bagian yang disebut usus buntu. Usus besar juga sebagai tempat menampung sisa makanan yang sudah tidak dapat dicerna lagi. Pada bagian usus besar sudah tidak terdapat enzim-enzim pada bagian usus besar ini sudah tidak ada proses pencernaan lagi. Usus besar hanya sebagai jalan keluar serta tempat menampung tinja selanjutnya yang dikeluarkan oleh anus.

Anus

Anus atau dubur merupakan penghubung antara rectum dengan lingkungan luar tubuh. Dianus terdapat otot sphincter yang berfungsi untuk membuka dan menutup anus. Fungsi uatam anus ialah sebagai alat pembuangan feses yang melalui proses defekasi (buang air besar). Dianus terdapat otot sphincter, rectum dan vena. Fungsi otot sphincter ialah untuk membuka atau menutup anus. Sedangkan fungsi rectum ialah untuk menyimpan feses sementara waktu.

Organ-Organ Lain Pada Sistem Pencernaan

Organ Sistem Pencernaan Serta Fungsinya

Hepar (Hati)

Hati merupakan organ yang terbesar dan penting dalam tubuh organ ini terletak didalam rongga perut sebelah kanan terdiri atas 2 bagian yang besar. Fungsi hati yaitu:
  • Menyimpan zat-zat makanan seperti vitamin, lemak dan glukogen.
  • Mengatur suhu tubuh.
  • Mengatur disribusi makanan.
  • Menyimpan darah.
  • Menghasilkan empedu, empedu yang memiliki fungus mengemulsikan lemak dan mempengaruhi penyerapan vitamin K oleh usus.
  • Menyaring zat-zat racun, termasuk membantu metabolisme obat.

Pankreas

Pada organ ini terletak di dalam rongga perut bagian belakang bentuknya memanjang dan menghasilkan getah-getah pankreas. Pankreas juga memiliki salah satu fungsi utama yakni mengatur kadar gula dalam darah, didalam pankreas terdapat hormone insulin yang berfungsi mengubah gula darah (glukosa) menjadi glikogen. Getah yang terdapat di dalam pankreas ialah sebagai berikut:
  • Tripsinogen.
  • Enterokinase
    Mengubah tripsin menjadi tripsin yang kemudian tripsin mengubah amilum menjadi maltosa.
  • Lipase
    Mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
  • NaHCO3
    Asam natrium karbonat yang terkandung didalam getah pankreas memberi, sifat asam pada lemak dan berperan membantu enzim lipase mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol.


Related Posts:

Gejala Kekurangan Mineral

Kenali Gejala Kekurangan Mineral yang Paling Sering Terjadi Pada Anak

Oleh Informasi kesehatan ini sudah direview dan diedit oleh: dr. Damar Upahita - Dokter Umum
Mineral adalah kelompok zat gizi mikro yang tak luput dari kebutuhan gizi harian anak. Meski jumlah asupan mineral tidak sebanyak zat gizi makro seperti karbohidrat, lemak, dan protein, tapi kebutuhannya tetap harus terpenuhi supaya nutrisi anak tidak terganggu. Lantas, dari beragam jenis mineral yang ada, apa saja yang paling sering kurang pada anak? Bagaimana gejala kekurangan mineral yang akan muncul pada anak?

Apa manfaat mineral untuk perkembangan anak?

gizi baik
Kebutuhan karbohidrat, lemak, dan protein memang yang terdengar paling umum disebut karena harus tercukupi dengan baik. Namun di samping itu, untuk memenuhi nutrisi anak, asupan mineral juga harus diperhatikan oleh orangtua.
Bukan tanpa alasan, mineral dibutuhkan oleh tubuh karena membawa berbagai manfaat baik. Mulai dari menjaga daya tahan alias sistem imun tubuh, melancarkan kerja beragam sel dan organ tubuh, hingga membantu fungsi otak anak.
Bahkan, beberapa jenis mineral juga berperan dalam perkembangan mental, saraf, dan kecerdasan anak. Itulah mengapa meski jumlahnya terbilang sedikit, tapi asupan mineral anak tidak boleh disepelekan atau sampai kurang.
Penting untuk memastikan makanan harian anak memenuhi semua kebutuhan zat gizi makro dan mikronya, termasuk di dalamnya mineral.

Beragam gejala kekurangan mineral pada anak

Ada berbagai jenis mineral yang dibutuhkan oleh tubuh. Namun, UNICEF menyebutkan beberapa jenis mineral yang asupannya paling sering kurang pada anak, yaitu:

1. Zat besi

kebiasaan makan anak
Kebutuhan zat besi di setiap kelompok usia anak:
  • Usia 0-6 bulan: –
  • Usia 7-11 bulan: 7 mg
  • Usia 1-3 tahun: 8 mg
  • Usia 4-6 tahun: 9 mg
  • Usia 7-9 tahun: 10 mg
  • Usia 10-12 tahun: laki-laki 13 mg dan perempuan 20 mg
  • Usia 13-15 tahun: laki-laki 19 mg dan perempuan 26 mg
  • Usia 16-18 tahun: laki-laki 15 mg dan perempuan 26 mg
Zat besi adalah mineral penting yang bertugas sebagai komponen utama sel darah merah. Mineral ini akan berikatan dengan hemoglobin, dan terlibat dalam proses pengangkutan oksigen serta nutrisi ke seluruh sel-sel tubuh. Tidak hanya satu, tapi ada dua bentuk zat besi di dalam tubuh manusia.
Pertama yakni heme iron yang hanya ada di dalam sumber makanan hewani, seperti daging merah. Sedangkan yang kedua yakni non heme iron, yang ada di dalam sumber makanan hewani maupun nabati. Ketimbang non heme iron, bentuk zat besi heme iron cenderung lebih mudah diserap oleh tubuh.
Zat besi memang bisa dengan mudah ditemukan dalam sumber makanan harian. Namun tak jarang, kekurangan mineral zat besi merupakan salah satu masalah yang kerap terjadi, termasuk pada anak-anak.
Kondisi ini biasanya disebabkan oleh rendahnya asupan zat besi yang didapat dari makanan harian, maupun karena peningkatan kebutuhan zat besi di beberapa kelompok usia. Selama periode pertumbuhan, kebutuhan zat besi anak biasanya akan semakin meningkat.
Terlebih ketika anak sudah memasuki usia remaja, di mana kebutuhan zat besi terbilang tinggi akibat pubertas. Jika tidak mampu tercukupi dengan baik, kurangnya asupan mineral zat besi anak berisiko mengakibatkan anemia.
Gejala yang timbul ketika anak kurang asupan mineral zat besi:
  • Kulit terlihat pucat
  • Lemas, lesu, lelah
  • Pertumbuhan dan perkembangan anak terhambat
  • Nafsu makan menurun
  • Pernapasan anak cenderung cepat dan tidak normal
  • Sering terserang penyakit infeksi

Pilihan makanan sumber zat besi

Anak yang dinyatakan kurang asupan mineral zat besi, biasanya akan dianjurkan untuk memperbanyak makanan sumber zat besi. Misalnya dari sumber makanan hewani seperti daging sapi, ikan sarden, ikan tuna, ikan salmon, kerang, ayam, serta telur.
Sementara dari sumber makanan nabati, bisa diperoleh dari kacang-kacangan, biji-bijian, bayam, sawi, kangkung, dan brokoli.
Di sisi lain, Anda juga bisa memberikan sumber makanan dengan kandungan vitamin C yang tinggi guna mempermudah penyerapan zat besi pada anak. Baik itu jeruk, paprika, tomat, stroberi, kiwi, mangga, dan lain sebagainya.

2. Yodium

Sumber: Thyroid
Kebutuhan yodium di setiap kelompok usia anak:
  • Usia 0-6 bulan: 90 mcg
  • Usia 7-11 bulan: 120 mcg
  • Usia 1-12 tahun: laki-laki dan perempuan 120 mcg
  • Usia 13-18 tahun: laki-laki dan perempuan 150 mcg
Yodium adalah mineral penting yang dibutuhkan untuk mendukung fungsi kelenjar tiroid, sekaligus produksi hormon tiroid. Ada sekitar 15-23 miligram (mg) yodium di dalam tubuh manusia, sebanyak 75 persennya terdapat pada kelenjar tiroid.
Kelenjar tiroid akan menghasilkan hormon tiroid yang berguna untuk mendukung berbagai proses di dalam tubuh. Meliputi pertumbuhan fisik, perkembangan otak, menjaga kekuatan tulang, hingga mengatur laju metabolisme tubuh.
Meski fungsinya cukup penting, tapi kekurangan mineral yodium merupakan kondisi yang cukup umum terjadi, termasuk pada anak-anak. Penyakit gondok adalah akibat utama dari kekurangan yodium, yang biasanya menimbulkan pembengkakan pada leher anak.
Bahkan menurut UNICEF, perkembangan otak anak bisa terhambat ketika asupan mineral yodium kurang. Dalam kondisi yang cukup parah, kekurangan mineral yodium pada anak dapat menyebabkan efek samping serius. Misalnya perkembangan tubuh terganggu, hingga keterbelakangan mental.
Berikut berbagai gejala saat anak kurang asupan mineral yodium:
  • Pembengkakan di leher
  • Berat badan meningkat
  • Tubuh terasa lemas dan lelah
  • Rambut rontok
  • Kulit kering hingga mengelupas
  • Tubuh terasa dingin tidak seperti biasanya
  • Detak jantung meningkat
  • Kesulitan dalam belajar dan mengingat sesuatu

Pilihan makanan sumber yodium

Kekurangan mineral yodium pada anak bisa diatasi dengan memperbanyak makan makanan dengan kandungan yodium yang tinggi. Anda bisa memberikan berbagai makanan sumber yodium seperti garam, susu, daging, ikan, ayam, sayur-sayuran, buah, dan rumput laut.

3. Kalsium

Kebutuhan kalsium di setiap kelompok usia anak:
  • Usia 0-6 bulan: 200 mg
  • Usia 7-11 bulan: 250 mg
  • Usia 1-3 tahun: 650 mg
  • Usia 4-9 tahun: 1000 mg
  • Usia 10-18 tahun: laki-laki dan perempuan 1200 mg
Asupan kalsium pada anak penting untuk mendukung fungsi sel-sel tubuh, khususnya bagi perkembangan tulang dan gigi. Itu sebabnya, asupan kalsium selama masa pertumbuhan harus senantiasa tercukupi guna menunjang pertumbuhan tulang dan gigi.
Selain itu, kalsium juga bertugas untuk membantu menghantarkan sinyal dari dan ke seluruh organ tubuh. Asupan mineral kalsium yang kurang pada anak berisiko mengganggu fungsi organ jantung, otot, serta saraf. Menariknya, kadar kalsium yang ada di dalam darah telah diatur sedemikian rupa.
Jika kadar kalsium di dalam darah berlebih, tulanglah yang bertugas untuk menyimpannya. Sebaliknya, ketika tubuh kekurangan, tulang akan melepaskan simpanan kalsium guna menggantikan kadar kalsium yang menipis.
Oleh karena itu, gejala kurang mineral kalsium pada anak biasanya membuat fungsi tulang terganggu. Misalnya mengakibatkan penyakit rakitis yang membuat tulang lunak dan lemah, serta osteoporosis di kemudian hari.
Kekurangan mineral kalsium pada anak akan menimbulkan gejala berupa:
  • Masalah otot
  • Kelelahan parah
  • Kerusakan gigi
  • Kulit kering
  • Kuku mudah patah

Pilihan makanan sumber kalsium

Demi menghindari semakin buruknya kondisi kekurangan mineral kalsium pada anak, Anda bisa memberikan makanan sumber kalsium tinggi. Baik itu susu, ikan, telur, keju, yogurt, maupun sayuran berdaun hijau gelap seperti bayam, kangkung, brokoli, dan lainnya.
Selain itu, perbanyak juga asupan vitamin D dari makanan harian anak guna membantu penyerapan kalsium di dalam tubuh. Misalnya dari makanan seperti ikan, jamur, susu, keju, kuning telur, atau dari paparan sinar matahari sebagai sumber vitamin D.

4. Magnesium

anak sering sakit demam
Kebutuhan magnesium di setiap kelompok usia anak:
  • Usia 0-6 bulan: 30 mg
  • Usia 7-11 bulan: 55 mg
  • Usia 1-3 tahun: 60 mg
  • Usia 4-6 tahun: 95 mg
  • Usia 7-9 tahun: 120 mg
  • Usia 10-12 tahun: laki-laki 150 mg dan perempuan 155 mg
  • Usia 13-15 tahun: laki-laki dan perempuan 200 mg
  • Usia 16-18 tahun: laki-laki 250 mg dan perempuan 220 mg
Magnesium adalah mineral yang penting untuk mendukung struktur tulang dan gigi anak. Lebih dari itu, magnesium juga berperan dalam proses penyerapan kalsium, metabolisme makanan, serta menghantarkan impuls saraf.
Asupan magnesium yang optimal juga bertugas untuk mendukung kerja berbagai enzim pada tubuh. Atas dasar itulah, kekurangan mineral magnesium pada anak berisiko menimbulkan beragam penyakit nantinya. Entah itu diabetes, penyakit jantung, osteoporosis, hingga sindrom metabolik.
Gejala kurangnya kadar magnesium dalam tubuh anak yakni:
  • Nafsu makan menurun
  • Mual dan muntah
  • Tubuh terasa lemas dan lelah
  • Detak jantung tidak normal
  • Kram otot
  • Mati rasa atau kesemutan di satu atau beberapa area tubuh
  • Kejang
Di samping itu, kekurangan magnesium pada anak dapat berisiko mengakibatkan gejala yang sering tidak disadari. Kondisi ini bisa menimbulkan peningkatan tekanan darah maupun resistensi insulin.

Pilihan makanan sumber magnesium

Jangan sampai kondisi anak semakin memburuk karena kurang asupan mineral magnesium. Maka itu, berikan sumber magnesium dari makanan seperti biji-bijian, kacang-kacangan, brokoli, bayam, alpukat, pisang, susu, serta beberapa jenis ikan.

5. Seng

anak underweigt berat badan anak kurang
Kebutuhan seng di setiap kelompok usia anak:
  • Usia 0-6 bulan: –
  • Usia 7-11 bulan: 3 mg
  • Usia 1-3 tahun: 4 mg
  • Usia 4-6 tahun: 5 mg
  • Usia 7-9 tahun: 11 mg
  • Usia 10-12 tahun: laki-laki 14 mg dan perempuan 13 mg
  • Usia 13-15 tahun: laki-laki 18 mg dan perempuan 16 mg
  • Usia 16-18 tahun: laki-laki 17 mg dan perempuan 14 mg
Seng di dalam tubuh manusia tersebar luas di semua sel, jaringan, organ, otot, serta tulang. Tak kalah dengan berbagai jenis mineral lainnya, seng juga merupakan mineral dengan segudang manfaat penting bagi tubuh.
Meliputi meningkatkan sistem kekebalan, membantu proses regenerasi sel, hingga mempercepat penyembuhan luka. Asupan seng yang optimal dibutuhkan oleh anak untuk mendukung proses tumbuh kembangnya. Itu sebabnya, mengutip dari UNICEF, kekurangan sel membawa berbagai dampak bagi anak.
Kurang asupan mineral seng pada anak bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga meningkat risiko serangan penyakit infeksi. Misalnya seperti infeksi pada saluran pencernaan anak yang menyebabkan diare. Asupan mineral seng yang kurang pada anak bisa disebabkan oleh beberapa hal.
Mulai dari kurang tercukupinya kebutuhan seng harian anak, kehilangan sejumlah kadar seng dari dalam tubuh, serta memiliki masalah kesehatan tertentu. Dalam kondisi tersebut, biasanya anak akan mengalami satu atu lebih gejala kurang mineral seng yang umum, seperti:
  • Nafsu makan menurun
  • Pertumbuhan anak cenderung lebih lambat dari yang seharusnya
  • Sistem kekebalan tubuh menurun
Ketika kekurangan seng berkembang semakin parah, anak bisa mengalami gejala seperti:
  • Perkembangan kematangan seksual terhambat
  • Kemampuan indera penciuman menurun
  • Diare
  • Lemas dan lesu
  • Rambut rontok
  • Penyembuhan luka butuh waktu lama
  • Penurunan berat badan drastis

Pilihan makanan sumber seng

Jika tidak ingin kondisi kekurangan mineral seng pada anak semakin memburuk, berikan sumber makanan yang dapat mencukupi kebutuhan seng harian. Berbagai jenis makanan dengan kandungan seng yang tinggi yaitu tiram, kepiting, daging sapi, susu, telur, ayam, kacang-kacangan, jamur, yogurt, bayam, dan lain sebagainya.

Perlukah memberikan suplemen mineral untuk anak?

Makanan merupakan sumber mineral terbaik untuk memenuhi kebutuhan harian sekaligus mendukung tumbuh kembang anak. Ya, jika anak dalam kondisi sehat, kebutuhan mineral harian bisa dipenuhi dengan mudah melalui pemberian aneka macam makanan.
Artinya, tidak perlu sampai memberikan suplemen mineral untuk anak. Akan tetapi, tidak demikian halnya bagi anak dengan kondisi berbeda. Melansir dari laman JAMA Pediatrics, ada beberapa kondisi yang mau tidak mau mengharuskan anak untuk minum suplemen vitamin sebagai pelengkap makanan.
Meliputi anak yang mengalami kekurangan berat badan, memiliki batasan tertentu dalam mengonsumsi makanan, maupun memiliki penyakit yang membuatnya berisiko kekurangan mineral,
Dalam hal ini, di samping memberikan variasi makanan sumber berbagai mineral, dokter dan ahli gizi biasanya juga menganjurkan untuk melengkapi asupan anak dari suplemen. Hal ini bertujuan agar asupan mineral anak tidak kurang dan dapat tercukupi dengan baik.
Dokter maupun ahli gizi umumnya akan menganjurkan jenis suplemen mineral terbaik, beserta aturan dan dosis minumnya sesuai kondisi anak. Namun yang perlu diingat, pemberian suplemen mineral untuk anak dengan kondisi tertentu bukanlah makanan pokok, melainkan hanya sebagai tambahan atau pelengkap saja.
Sebaliknya, hindari memberikan suplemen mineral pada anak yang sehat dan tidak berisiko kekurangan mineral apa pun. Pasalnya, hal tersebut justru akan membuat asupan mineralnya jauh melebihi kebutuhan yang seharusnya.
Tidak menutup kemungkinan, kondisi ini membuat anak berisiko mengalami mual, muntah, sakit perut, masalah saraf, hingga gangguan organ hati akibat kelebihan mineral.

sumber https://hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/anak-kurang-mineral/